APA PROBLEM-BASED LEARNING

Lemahnya kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses siswa salah satunya ditunjukkan oleh ketidak-mampuan siswa untuk menghubungkan konsep yang dipelajari di kelas dengan kejadian di lingkungan sekitarnya. Model pembelajaran PBL (Problem-Based Learning) merupakan pembelajaran yang mengaitkan masalah di lingkungan sekitar dengan konsep-konsep dan mengkonstruksi konsep–konsep secara mandiri. Beberapa penelitian menunjukkan model ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan keterampilan proses siswa.

PBL awalnya berakar dari pendidikan medis. Pendidikan medis menaruh perhatian besar terhadap fenomena praktisi medis muda yang memiliki pengetahuan faktual cukup tetapi gagal menggunakan pengetahuannya saat terjun menangani pasien sungguhan (Maxwell, Bellisimo & Mergendoller, 1999 dalam Waras Kamdi, 2003). Setelah melakukan pengkajian bagaimana tenaga medis mendidik, pendidikan medis mengembangkan program pembelajaran yang menerjunkan siswa ke dalam skenario penanganan pasien baik simulatif maupun sungguhan. Proses ini kemudian dikenal sebagai pendekatan problem-based learning.

Apa Problem-based Learning?

PBL adalah suatu lingkungan dimana masalah menggerakkan belajar. Itulah sebabnya, sebelum para siswa belajar tentang suatu pengetahuan mereka diberi permasalahan. Masalah diajukan agar siswa menemukan apa yang mereka perlukan untuk mempelajari suatu pengetahuan sebelum mereka memecahkan masalah.

PBL dan Problem Solving 

Siswa hendaknya memiliki keterampilan problem solving sebelum memasuki program PBL  karena keterampilan tersebut dibutuhkan siswa saat mereka mencoba memecahkan masalah. Apakah menggunakan PBL dapat mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah? Tidak tanpa interfensi yang jelas dari guru. PBL menawarkan kesempatan untuk mengembangkan keahlian tersebut. Problem solving adalah proses yang digunakan untuk memecahkan masalah.  Karena problem-based learning dimulai dengan suatu masalah yang harus dipecahkan, siswa yang belajar di lingkungan PBL harus dibekali keterampilan problem solving atau critical thinking  atau  “thinking on your feet“.

PBL dan Cooperative Learning

Apakah  PBL adalah contoh dari cooperative learning? Ini tergantung. Jika PBL adalah proyek individual, maka tidak membutuhkan kooperasi dengan yang lain. Cooperative learning adalah lingkungan belajar dimana siswa bekerja sama untuk belajar. Dapatkah kita melakukan cooperative learning tanpa PBL? Tentu. Cooperative learning dapat digunakan untuk subjectbased learning. Disini, siswa harus bekerja sama untuk memecahkan masalah, diskusi, membandingkan ide-ide dengan konsep-konsep, atau mengerjakan tugas. Jika kita menggunakan kelompok kecil maka kita menggunakan cooperative learning. Dapatkah kita melakukan PBL tanpa cooperative learning? Tentu saja. Proyek individual dalam penelitian atau penugasan dengan mode PBL tidak memerlukan cooperative learning.

PBL dan Project-Based Learning

Menurut penelitian tentang pembelajaran, bahwa pengetahuan dan keterampilan yang bermakna-guna (meningful-use) dapat dikonstruk melalui tugas-tugas yang otentik. Tugas yang otentik dapat diperoleh melalui proses membangun pengetahuan dari pengalaman dunia nyata dan suasana kerja kolaboratif. Kerja proyek dapat dilihat sebagai proses pembelajaran yang memberikan penekanan kuat pada pemecahan masalah. Model belajar berbasis proyek (project-based learning) berpusat pada proses berjangka waktu, berfokus pada masalah, mengintegrasikan konsep-konsep dari sejumlah komponen pengetahuan dan studi lapangan.

Jika dilihat perbedaannya terletak pada objek. Pada Problem-based learning pebelajar lebih didorong pada kegiatan yang memerlukan perumusan masalah, pengumpulan data, dan analisis data. Sedangkan pada project-based learning, pebelajar lebih didorong pada kegiatan desain, merumuskan job, mengkalkulasi, melaksanakan pekerjaan, dan mengevaluasi hasil.

Problem-based learning dan project-based learning memiliki kemiripan konsep dan kesamaan karakteristik. Jika dijabarkan kesamaannya adalah sebagai berikut:

    • Keduanya adalah strategi pembelajaran yang mementingkan keterlibatan siswa,
    • Keduanya didefinisikan sebagai student-centered dan menempatkan guru sebagai fasilitator.
    • Keduanya memerlukan kerja kelompok.
    • Keduanya didorong untuk mencari berbagai sumber informasi yang berhubungan dengan proyek dan problem yang dikerjakan.
    • Menekankan pengukuran hasil belajar otentik dan basis unjuk kerja (performance-based assesment).

 

MENGAPA MENGGUNAKAN PROBLEM-BASED LEARNING

Problem-based learning (PBL) adalah alternatif yang menggairahkan untuk pembelajaran di kelas. Dengan PBL, guru memberikan permasalahan, bukan mata kuliah atau tugas ataupun latihan. Apa kelebihan dari PBL?. Mengajukan masalah sebelum pelajaran dimulai dapat memotivasi siswa. Siswa tahu mengapa mereka harus mempelajari pengetahuan itu. Belajar dalam konteks “keperluan untuk memecahkan masalah” memiliki kecenderungan akan menyimpan pengetahuan dalam ingatan yang nantinya dapat dipanggil kembali untuk menyelesaikan masalah yang lain. PBL akan memberikan kesempatan untuk :

  • Menguji dan mencoba apa yang diketahui.
  • Menemukan apa yang dibutuhkan dalam belajar.
  • Mengembangkan kemampuan untuk mencapai prestasi.
  • Mengembangkan kemampuan berkomunikasi.
  • Menetapkan dan mempertahankan posisi dengan keterangan dan argumen.
  • Menjadi lebih fleksibel dalam memproses informasi.

Praktek keterampilan yang akan anda butuhkan setelah pendidikan anda selesai.