PERAN GURU DALAM PROBLEM-BASED LEARNING
Di kelas yang menggunakan PBL tidak akan ditemukan siswa yang duduk di bangku berbaris, tetapi dalam kelompok diskusi kecil. Dalam kelas PBL juga tidak akan ditemukan kelas yang sunyi mendengar penjelasan dari guru, tetapi kelas yang sibuk beraktifitas menggali informasi dan berdiskusi dalam mencari solusi untuk suatu masalah.
Di dalam metode PBL guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dan penasihat ketimbang sebagai sumber ”solusi” (lihat gambar 1). Yang dapat ditemukan pada kelas PBL, guru hanya mengawasi siswanya belajar secara mandiri. Disinilah guru harus memainkan peran yang berbeda dari pembelajaran tradisional. Meskipun guru yang menentukan materi pengetahuan, keterampilan dan kegiatan yang dilakukan siswa, tetapi mereka bukan lagi menjadi pusat perhatian siswa.
Guru memandu siswa dalam proses menjawab pertanyaan-pertanyaan PBL, mereka memainkan peran dari balik layar, mendesain permasalahan, secara halus memandu siswa terlibat dalam permasalahan, dan mengevaluasi hasil kerja siswa. Justru peran guru di balik layar inilah yang sangat krusial. Dan guru memiliki peran yang berbeda dalam setiap tahapan PBL. Pertama, guru mengembangkan masalah dan menyesuaikannya dengan kurikulum. Selanjutnya, guru memandu siswa untuk terlibat ke dalam masalah. Dan yang terakhir, guru mengevaluasi proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa.
Dalam PBL, guru berperan sebagai:
- Perancang kurikulum (Curriculum Designer), guru melakukan review terhadap kurikulum untuk menemukan materi yang cocok untuk aktifitas PBL. Jika guru telah menetapkan materi dan keterampilan yang akan dikembangkan maka langkah selanjutnya adalah menyusun peryataan masalah. Guru harus mengembangkan masalah dari kebutuhan siswa, minat, pengalaman, dan latar belakang budaya. Jika PBL telah menyentuh pengalaman dan minat siswa, maka mereka akan secara aktif terlibat. Masalah dapat diambil dengan dua cara. Pertama secara terencana dan yang kedua secara kebetulan/ mucul secara tiba-tiba.
- Pemandu (Guide), guru berperan sebagai fasilitator. Guru men-setting iklim kelas, membantu siswa terhubung dengan masalah, menyusun struktur kerja, meninjau masalah bersama siswa, meninjau ulang masalah, men-fasilitasi pembuatan produk atau hasil karya, dan mendorong evaluasi secara mandiri. Guru memandu tanpa memimpin dan membantu tanpa mengarahkan. Guru boleh menawarkan gagasan ketika dilihat siswa telah “macet” dalam menemukan solusi masalah.
- Penilai (Evaluator), guru memonitor keefektifan jalannya proses, kualitas hasil kerja siswa, dan kesuksesan guru sendiri dalam membangun masalah.