Gamma Thohir Anak muda sekarang yang identik dengan keranjingan gadget, lebih mengutamakan interaksi di akun media sosial atau chatting di aplikasi yang tersedia dengan teman-temannya, namun tidak untuk seorang Gamma Thohir. Ia tak memiliki banyak akun sosial media, satu-satunya yang dipunyai hanya akun instagram. Gamma Thohir masih satu keluarga dengan Erick Thohir, Presiden Klub Sepak Bola Inter Milan. Waktu Gamma lebih banyak dihabiskan untuk melakukan sesuatu yang banyak logisnya sekaligus bermanfaat. Misalnya, belajar, bergaul dengan orang-orang yang bisa mempengaruhinya dengan baik. Tapi bukannya berarti kesehariannya hanya belajar lho, Gamma punya banyak kegiatan, seperti olah raga basket, diskusi kelompok belajar, ngobrol dengan orang berpengalaman untuk mendukung cita-citanya. Kebiasaan Gamma ini tertanam bukan karena beban tetapi sudah menjadi tradisi keluarganya, terutama ayahnya, Boy Thohir yang selalu menanamkan bahwa anak-anaknya harus selalu berbuat hal bermanfaat. Hal ini terekam kuat dalam kehidupan Gamma. Cita-cita Gamma ingin menjadi pengusaha. Saat ada School Project di sekolahannya, Ia memi
lih proyek yang tak biasa dan memerlukan banyak effort untuk mewujudkannya. Proyeknya adalah Micro Hydro Power. Ia tak mau tergantung kepada orang tuanya juga siapapun untuk mewujudkan niat tulusnya. Sehingga, ketika semua mempertanyakan dan meragukan proyek yang diusungnya, Ia tetap maju dan berusaha membuktikan. Pada 12 Nopember 2015 kemarin di @america Pacific Place, Gamma berkesempatan merepresentasikan proyek yang sedang dijalankannya di depan hadirin yang terdiri dari pelajar, karyawan, jurnalis dan blogger. Saya takjub menyaksikan presentasinya yang disampaikan dalam Bahasa Inggris. Gamma baru berusia 15 tahun tapi sudah matang dalam keseriusan menjalankan proyek sekolahnya. Proyek sekolahnya ini juga didukung oleh Yayasan Adaro Bangun Negeri (YABN) yang dipimpin oleh Ignatius Iryanto. Seperti yang dikatakan Ibu Okty Damayanti, General Manager Adaro Energy, bahwa Adaro, melalui YABN senantiasa mendukung program pendidikan karena pendidikan merupakan pilar utama kehidupan. “Seseorang dapat berubah perilakunya karena pendidikan, dengan mendukung school project ini, ada kaitannya juga dengan konsep Green Environment maka Adaro mendukung sepenuhnya.” Kata Ibu Okty. Gamma yang bernama lengkap Gamma Abdurrahman Thohir, merupakan siswa kelas X SMA Global Jaya Bintaro. Ia membuat proyek Micro Hydro Power yang diimplementasikan di Desa Ciptagelar, Sukabumi, Jawa Barat. Jarak tempuh yang lama dan medan licin berbatu, tak menjadi masalah bagi Gamma. Karena Ia sudah merasa cocok bahwa Desa ini layak dibantu dalam pengadaan listrik melalui teknologi Micro Hydro Power. “Saya sudah survey sebelumnya dan menurut saya, Desa Ciptagelar sangat perlu dibantu karena Desa yang belum terjangkau pun berhak memperoleh penerangan listrik yang merata agar mereka bisa produktif dan anak-anaknya dapat belajar.” Ujar Gamma. Teknologi Micro Hydro Power, mirip dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) tapi teknologi Micro Hydro yang diciptakan Gamma Thohir skalanya lebih keil dan terjangkau untuk Desa Ciptagelar. Teknologi ini mengandalkan debit air sungai serta ketinggian air yang dapat dioperasikan oleh turbin yang hasilnya menjadi tenaga listrik. Beberapa sungai di Desa Ciptagelar sedang dalam proses evaluasi oleh Gamma. Micro Hydro buatan Gamma Thohir masih dalam penyempurnaan dan diharapkan akan beroperasi pada Juni 2016 dan Ia sangat mengharapkan dukungan dari berbagai pihak terutama masyarakat dan pemuda-pemuda seusianya agar bisa memberikan sumbangsih berupa masukan, ide tambahan dan funding. Agar bisa berkelanjutan dan proyeknya sempurna. Gamma mengemukakan bahwa faktor pendukung terhadap proyek ini adalah : Lingkungan : Air sungai yang kondusif, mulai dari aliran, volume dan perputarannya yang dapat menggerakan turbin. Jadi, sungai sangat berperan penting. Sosial : Kepedulian masyarakat terhadap fasilitas ini, mulai dari pengoperasian, perawatan dan pemeriksaan berkala. Harus ada kepedulian yang disiplin. Pengembangan teknologi : Proses penyempurnaan harus terus berlanjut dan massif. Diperlukan SDM-SDM yang peduli dan berniat tulus dalam memberikan kontribusi tersebut. Keuangan : Funding sangat diperlukan. Keseharian Gamma masih seperti anak-anak pada umumnya tetapi Ia mampu memilah mana yang bermanfaat dan yang tidak, Ia habiskan waktunya untuk membaca buku bermanfaat, bergaul dengan orang-orang yang mampu memberikan kualifikasi ilmu tetapi tak melewatkan masa bermain dan bergaul teman-temannya untuk basket atau melakukan aktivitas seusianya. Mudah-mudahan kawula muda terinspirasi dengan aksi yang dilakukan oleh Gamma Thohir.
Sumber : Kompasiana
eduaksi.com