Produksi televisi adalah proses yang kompleks. Pertama kita harus tahu bahwa dunia televisi adalah kumpulan dari suatu sistem. Sistem terdiri dari input, proses dan output.
Kamera televisi, studio, pengarah televisi, semua adalah sistem. Dalam hal ini kita mengenal dua sistem living system (contoh: pengarah televisi) dan machine system (contoh: kamera, studio).
Seorang Pengarah televisi adalah suatu sistem yang hidup. Kamera dan monitor itu adalah sistem mesin. Kedua sistem dapat berfungsi bersama-sama. Kamera televisi dan operator nya membentuk suatu sistem manusia dan mesin. Studio televisi adalah juga suatu sistem manusia dan mesin. Ada suatu perbedaan di dalam tingkatan antara suatu sistem operator kamera dan sistem studio televisi. Sistem operator kamera saling berinteraksi dengan sistem operator kamera yang lain, sistem mikropon, sistem pencahayaan, para aktor, dengan direktur, dan seterusnya. Semua operasi berinteraksi dan memungkinkan sistem studio menyiarkan suatu acara televisi.
Saat radio tengah berkembang sebagai media penyiaran utama di akhir tahun 1920-an dan film-film tengah dicoba dengan “percakapan”, beberapa orang mulai memikirkan atau berpikir tentang bagaimana radio dan gambar sebagai langkah selanjutnya. Para pemirsa menyukai film-film bergambar sama seperti mereka menyukai radio pada tahun 1920-1940. Mengapa tidak menggabungkan keduanya?
Pada tahun 1920 dan 1930 teknologi televisi berkembang tahap demi tahap. Dan pada dekade selanjutnya, televisi diputar di seluruh dunia. Penyiaran pertama di Inggris tahun 1935. Di Amerika pertama kali menyiarkan pertandingan base ball Columbia melawan Yale tahun 1939.
Pada tahun 1952, muncul gagasan untuk mendirikan stasiun televisi. Meskipun jumlah pesawat televisi saat itu di Indonesia masih belum banyak namun sepuluh tahun kemudian yaitu pada tahun 1962 berhasil didirikan Televisi Republik Indonesia.
Ada tiga pemikiran yang menjadi dasar berdirinya TVRI. Pertama, secara politis akan menguntungkan pemerintah dalam kampanye pemilu. Kedua, dapat membentuk rasa persatuan bangsa Indonesia. Ketiga, bangsa Indonesia akan mendapatkan prestise sebagai bangsa yang modern dengan adanya stasiun televisi.
Pada awal berdirinya, TVRI memiliki tujuan yang jelas dan bukan sekedar pemenuhan hiburan seperti televisi di luar negeri saat itu. Hal ini terlihat jelas pada Keputusan Presiden No27 tahun 1963 “ televisi nasional Indonesia memiliki fungsi sebagai sebuah instrumen komunikasi dalam kerangka mental, spiritual, dan fisik sebagai bagian proses pembangunan bangsa Indonesia, khususnya menuju pembangunan manusia Indonesia sosialis”.
Untuk mendukung penyampaian pesan lewat TVRI, pemerintah menyediakan pesawat televisi di ruang-ruang publik dan menyebarkan 10.000 pesawat bagi pegawai negeri. Saat itu pemerintah sangat melindungi masyarakat Indonesia dari serbuan program-program asing.
Kemudian pemerintahan orde lama berakhir dan digantikan oleh orde baru. Pada pemerintahan ini TVRI memiliki tiga tujuan utama yaitu memajukan kesatuan dan persatuan nasional, memajukan stabilitas nasional dan memajukan stabilitas politik.
Tayangan TVRI pada jaman ini tidak jauh berbeda dengan jaman orde lama. Mengemukakan wacana dari pemerintah pusat Jakarta seperti gunting pita pada peresmian gedung-gedung, petani yang sejahtera, panen di desa, kesaktian ideologi Pancasila, dll. Yang berbeda hanyalah kata sapaan “saudara” oleh TVRI kepada pemirsanya. Hal ini menjadikan penonton diikat oleh rasa kolektivitas kekerabatan meskipun berada pada wilayah yang berbeda.
Pada akhir tahun 1980-an, masyarakat mulai jenuh terhadap tayangan TVRI. Hal ini ditangkap oleh beberapa pengusaha yang kemudian mendirikan stasiun televisi swasta bernama Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Kehadiran RCTI tentu saja membuat dunia pertelevisian Indonesia menjadi tidak lagi sederhana.
Televisi tidak lagi sebagai ajang institusi politis saja tetapi juga sebagai institusi bisnis. Iklan mulai dijadikan tumpuan keberlangsungan hidup suatu media. pemirsa pun jadi terpilah menjadi kelas atas, menengah dan bawah.
Pada awal berdirinya RCTI masih mengudara pada Saluran Siaran Terbatas (SST). Masyarakat yang ingin mengakses siarannya harus mengeluarkan biaya untuk memasang dekoder dan membayar biaya berlangganan tiap bulannya. Tetapi pada tahun 1990, RCTI melepas dekoder dan mengubah sistem siaran menjadi Saluran Siaran Umum.
Dengan demikian, TVRI dan RCTI berada pada dunia persaingan. TVRI mampu memancarkan siarannya hingga ke pelosok sedangkan RCTI mampu mengemas program acara dengan rapi dan menayangkan acara-acara impor. Berbeda dengan TVRI yang menyapa penontonnya dengan kata “saudara”, RCTI menggunakan kata “pemirsa” yang lebih terkesan elegan dan profesional.
Tidak lama setelah RCTI didirikan bermunculan stasiun televisi swasta lain seperti SCTV, TPI, Indosiar, dll. Masing-masing stasiun memiliki gaya dan target pemirsanya masing-masing. Seperti Metro TV, berkonsentrasi pada masyarakat kelas atas yang membutuhkan berita-berita aktual. Trans TV menembak pada masyarakat yang gemar menonton film, dll.
Televisi merupakan bagian dari suatu sistem yang besar yang disebut Trilogi Televisi. Televisi dapat menjalankan semua fungsinya dengan baik jika semua komponen sistemnya berfungsi dengan baik pula. Adapun komponen tersebut adalah stasiun televisi, pemancar dan pesawat televisi. Kita tidak dapat membayangkan jika tiba-tiba seluruh stasiun televisi yang ada tidak dapat memancarkan siarannya, karena pemancarnya rusak atau semua stasiun televisi ditutup. Lalu apa yang kita tonton, meskipun kita masih bisa memanfaatkan televisi untuk memutar VCD/DVD, tetapi tetap saja akan sangat terbatas fungsi pesawat televisi yang dimanfaatkan.
Sebelum internet ditemukan, televisi adalah alat yang dapat menghadirkan peristiwa aktual. Baik itu berupa acara hiburan (live musik), berita, sidang pemerintah, dll.
Televisi juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi, lebih tepatnya komunikasi massa. Karena pasti disaksikan oleh masyarakat yang jumlahnya tidak sedikit. Oleh karenanya televisi adalah media yang sangat ideal untuk mempromosikan sesuatu. Jika diamati televisi dapat menjalankan fungsinya untuk komunikasi massa sebagai media penerangan, pendidikan, hiburan, dan iklan.
Menurut teori sosiologis dari media komunikasi, media massa memiliki fungsi penting bagi kita sebagai masyarakat dan sebagai individu. Untuk bertahannya setiap masyarakat, beberapa fungsi komunikasi harus dijalankan. Kita harus terus mengikuti apa yang terjadi di sekeliling kita – para sosiolog menyebutnya surveillance. Kita harus meletakkan pengamatan dan ide-ide secara bersama, menghubungkannya, dan menginterpretasi apa yang mereka maksudkan – proses yang disebut interpretation. Kita harus trasmit value dari satu generasi atau kelompok kepada yang lain dengan maksud untuk mengelola masyarakat. Dan kita membutuhkan dan menginginkan hiburan.
Stasiun televisi merupakan suatu tempat pusat kegiatan penyiaran program dan acara televisi. Suatu stasiun penyiaran melakukan kegiatan produksi acara dan program kemudian menyiarkan acara tersebut atau bisa juga mengirimkan ke stasiun pusatnya.
Di dalam stasiun televisi terdapat studio televisi yang digunakan sebagai tempat kegiatan produksi acara televisi. Studio dapat berupa ruangan tertutup atau pun di alam terbuka.
Penayangan sebuah program acara televisi bukan hanya bergantung pada konsep penyutradaraan atau kreativitas penulisan naskah, melainkan sangat tergantung pada kemampuan profesionalisme dari seluruh kelompok kerja. Format acara televisi yang terencana akan sangat membantu kelancaran tayangan acara televisi.
Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaiakan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut.
Terdapat lima acuan dasar untuk produksi acara televisi yaitu: Ide, Pengisi acara, peralatan, kerabat kerja, audience.
Ide
Ide merupakan buah pikiran dari seorang perancang acara siaran dalam hal ini seorang produser. Ide merupakan rencana pesan yang akan disampaikan kepada penonton dengan tujuan tertentu.
Pengisi acara
Pengisi acara sangat beragam sesuai dengan jenis acaranya, misalnya pembaca berita, presenter, host , penyanyi, model, penari, artist, pelawak, dll. Jumlah pengisi acara juga tergantung ide acara/rancangan acara.
Peralatan
Peralatan yang harus disediakan dalam suatu studio sangat kompleks dan tergantung kebutuhan. Bisa jadi acara yang satu dengan yang lain membutuhkan peralatan yang berbeda dan dalam jumlah yang berbeda pula. Namun yang biasa ada dalam suatu studio adalah kamera dengan tripod-nya, lampu-lampu, mikrofon, setting/latar, monitor, mixer, dll.
Kerabat kerja
Kerabat kerja ini merupakan satuan kerja yang akan menangani kerja produksi bersama-sama sebagai suatu tim. Masing-masing anggota tim memiliki bidang tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Namun tujuan mereka adalah sama yaitu untuk menghasilkan suatu karya produksi berupa program acara, film, dll.
Visualisasi adalah pengungkapan ide atau gagasan ke dalam bentuk visual atau gambar. Hal penting dalam visualisasi adalah setiap pengambilan gambar dalam proses produksi harus dilandasi dengan adanya motivasi tertentu dan pengambilan gambarnya harus ditunjukkan sejelas mungkin dan dengan sinkronisasi antar gambar satu dengan yang lain.
Masalah visualisasi tidak lepas dari cara dan teknik pengambilan gambar. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu untuk dicermati.
Komposisi gambar
Untuk mendapatkan komposisi gambar yang bagus sangat tergantung dari bakat dan pengalaman seseorang. Untuk melatihnya dapat kita lakukan dengan sering mengamati objek-objek yang berkaitan dengan pengambilan gambar seperti lukisan, foto, surat kabat, majalah, terutama film. Jika kita sering melakukan pengamatan tersebut maka akan timbul cita rasa yang tinggi dalam hal komposisi gambar.
Teknik pembingkaian
Hal yang perlu diperhatikan dalam teknik pembingkaian:
· Keseimbangan, Yang dimaksud dengan keseimbangan adalah objek dalam bingkai gambar nampak seimbang posisinya. Dengan perimbangan ratio layar 2/5 sampai 3/5 atau 1/3 sampai 2/3.
· Simetri, Menempatkan objek tepat di tengah layar tidak akan menghasilkan gambar yang menarik.
· Equilibrium, Keseimbangan pada setiap gambar menyebabkan komposisi gambar menjadi stabil, netral, dan labil.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam teknik pembingkaian adalah head room, nose room, walking room, efek 3 dimensi dan lain-lain.
Piktuarisasi adalah teknik menghubungkan gambar satu dengan yang lain sehingga menjadi satu seri gambar yang menarik dan berkelanjutan. Agar gambar terlihat dinamis maka perlu adanya gerakan baik dari pemain ataupun kameranya.
Read
Combes, Peter & Tiffin, Jhon. 1978. Television Production for Education. Britain: Thompson Litho.
Naratama. 2004. Menjadi Sutradara Acara Televisi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Panjaitan, Erica L & Iqbal, Dhani. 2006. Matinya Rating Televisi (Ilusi Sebuah Netralitas). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Subroto, Darwanto Sastro. 1994. Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana UniPress.
Wibowo, Fred. 1997. Dasar-dasar Produksi Program Televisi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Acakadul..
🙁
He eh…… pinter lu……. pernah dapetin buku panduan praktis buat pekerja televisi ?
Kalu ada yang pernah dapat ya mau.. kirim dunk.
thanks
tutorialnya dunk bu…
thanks BGT ……………
Biar TV lebih bermanfaat, coba pakaikan dengan antena parabola, jadinya kita bisa keliling dunia lewat satelit dengan Free to Air channel, apalagi TV yag dah support HD, 3D itu bagusnya pakaikan peralatan antena parabola sekalian dirumah.