Ada informasi yang eduaksi.com adopsi dari Scot Blanchard dan Madelileine Homan pendiri coaching.com jalam bukunya ‘Coaching Secrets of the Top Executive’. Terdapat Tujuh titik peningkatan yang memiliki manfaat konsisten dalam meningkatkan diri. Jika sekolah menggunakan dua atau tiga bagian sekolah memiliki peluang dalam meningkatkan kualitas pengembangan secara drastis. Ketujuh titik itu sebagai berikut:
1. Kuasai Lingkungan
Setiap orang yang berada di sekolah harus menemukan terlebih dahulu: Dimana mereka berada? Apa yang mereka lakukan, dan apakah tempat itu terbaik buat mereka? Itu adalah lingkungan. Menguasai lingkungan harus diupayakan semaksimal mungkin, kenapa? Ya.. karena apa yang ada dalam lingkungan tersebut adalah milik mereka meskipun mereka tidak menginginkannya. Mereka harus ditekankan untuk membesarkan rasa memiliki, jika tidak maka pelatihan atau workshop model apapun tidak akan berpengaruh dan tidak akan memberi perubahan. Bukankah seorang pelatih olahraga hanya bekerja untuk cabang olahraga tertentu saja, artinya memahami lapangan, peraturan, dan para pemainnya akan mampu membawa pada kemenangan (tujuan). Kemudian tinggal mencari tahu bagaimana gaya , kekuatan dan kemampuan yang dimiliki dapat berpengaruh terhadap pertandingan.
2. Kelola Bakat
Begitu memahami permainan, anda perlu tahu betul tentang cara memberi kontribusi pada tim. Cara setiap pengelola sekolah (guru dan karyawan) untuk turut andil didasarkan pada bakat yang dimiliki. Bisa jadi mereka mengetahui bakat yang dimiliki, namun tidak tahu bagaimana cara terbaik mengembangkan dan mengelolanya. Sekolah jarang membekali pengelolanya untuk memahami atau menggunakan bakat tersebut. Maka dibutuhkan kepedulian dan pengertian.
3. Penuhi Kebutuhan
Bukan kesejahteraan , namun saling berbagi. Seringkali terjadi kita menolak suatu permintaan atau tugas, padahal kita mampu dan bisa mengerjakan hanya karena takut tersaingi atau memang benar-benar tidak bisa. Padahal sudah dicontohkan Rosul dimana setiap permintaan ke rosul dalam kebaikan rosul memnuhi dan memberinya. Kita memang bukan rasul tapi harus berupaya menjadi seperti yang dikerjakan rasul. Sebab jika tidak maka bisa menimbulkan kehancuran.
4. Pelihara dan Lindungi hal-hal yang bernilai
Klise tampaknya dan membosankan jika mendengar kata-kata “hal-hal yang bernilai”, seakan berada dalam alam khayalan yang sulit terwujud. Sekolah harus menerapkan ini dan menentukan apa yang penting bagi anak didik. Hal-hal yang bernilai disini adalah apa yang sekolah pedulikan dan perhatikan, tanpa khawatir apa yang difikirkan orang lain. Sekolah harus mempertahankan ini dalam satu rel yang diatur dan musti diikuti. Ya karena sekolah mengelola manusia bukan memproduksi barang, jadi nilai kwalitas dan kinerja tinggi harus dijaga dan dijalankan.
5. Buat dan Akui Standar
Standar perlu dibuat, tidak harus mengikuti dan memperoleh pengakuan berbiaya tinggi. Standar ini berjalan seiring waktu, sehingga perlu dibuat lagi, direvisi, atau diganti. Kejelasan atas standar sendiri yang berdasar nilai-nilai pendidikan dan tujuan pendidikan akan memberi kelegaan bagi pengelola untuk menjalankannya. Sekolah mengetahui apa yang telah dijalankan dan bagaimana memperbaiki dan mempertahankan apa yang sudah baik. Dengan standar sendiri maka pengelola akan mampu menilai dengan sederhana dan mampu menjalnkannya.
6. Tentukan dan Pertahankan cara berkomunikasi
Pengelola memerlukan mengetahui secara dalam tentang setiap orang di sekolah. Bagaiaman mendelegasikan, bagaimana berdiplomasi dan bagaimana mengkomuniksikan setiap tugas tanpa menyinggung garis batas pribadi masing-masing orang. Dan ini perlu ditentukan dan dipertahankan agar menjamin jalannya proses yang telah disusun dengan baik.
7. Singkirkan Toleransi
Kenapa disingkirkan, bukankah kita diajarkan bertoleransi dinegara ini bahkan didunia ini. Sekolah harus menyusun batas-batas yang tidak boleh dilewati dan sekolah harus mempertahankan dan menjalaninya. Oleh karena itu pengelola musti juga diarahkan untuk dapat menyingkirkan toleransi pada kondisi dan batas tertentu. Ini harus dipahami benar, karena banyak contoh buruknya pengelolaan karena terlalu banyak toleransi.
Tujuh titik peningkatan ini dapat menjadi dasar sebelum mulai mendesain kembali sekolah. Jika anda memiliki wacana berbeda silahkan komentar dibawah ini.